Skip to content
AKIDAH.NET
AKIDAH.NET
AKIDAH.NET
AKIDAH.NET

MARAQI AL-WA’YI

Supriyadi Yusuf Boni, 23 Juni 202523 Juni 2025

Sumber: Kitab Maraqy al-Wa’yi (Penanaman Kesadaran)

Penulis:  Prof. Dr. Shaleh bin Abdul Aziz Utsman Sindi

Penerjemah: Supriyadi Yousef Boni

Editor: Idrus Abidin

PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

            Segala puji bagi Allah Swt yang telah mengutus Rasul-Nya, menebarkan hidayah dan agama yang benar yang akan menghapuskan agama dan kepercayaan lain dan cukuplah Allah Swt sebagai saksi. Saya bersaksi bahwa tiada ilah selain Allah yang esa, tiada sekutu bagi-Nya, dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah hamba dan rasul-Nya. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepadanya, kepada keluarganya, dan para sahabatnya.

            Melawan serangan perang akidah berkelanjutan dan pergumulan pemikiran yang sengit diperlukan ketenangan dan kesadaran yang matang. Salah satu kewajiban dan tugas mendesak bagi setiap orang saat ini adalah terus berupaya menggaungkan dakwah, saling mengingatkan, memotivasi dan menciptakan kondisi untuk tumbuh kembangnya kesadaran beragama. Sebab, pemuda dan pemudi Islam terus menjadi target musuh-musuh Allah Swt yang setiap hari melemparkan tudingan dan virus keraguan kepada mereka. Setiap orang yang tidak kokoh ilmunya dan lemah benteng takwanya dipastikan menjadi korban syubhat dan tawanan hawa nafsu.

            Ruang yang terbalut awan hitam mengharuskan setiap orang wajib terbang berpanduan cahaya dan petunjuk. Jika tidak, maka sungguh dia akan cepat tergelincir. Perlu diketahui bahwa godaan hawa nafsu yang menggiurkan dan gempuran syubuhat yang bertubi-tubi hanya akan menenggelamkan orang-orang lemah. Sedang orang-orang kuat ilmu (ar-rasikhun) akan dibimbing Allah Swt sehingga tidak terombang-ambing. Firman Allah Swt:

فَاصۡبِرۡ اِنَّ وَعۡدَ اللّٰهِ حَقٌّ​ وَّلَا يَسۡتَخِفَّنَّكَ الَّذِيۡنَ لَا يُوۡقِنُوۡنَ‏

Maka bersabarlah engkau (Muhammad), sungguh, janji Allah itu benar dan sekali-kali jangan sampai orang-orang yang tidak meyakini (kebenaran ayat-ayat Allah) itu menggelisahkan engkau.” (Qs; ar-Ruum: 60)

            Orang-orang yang mendalam iman dan ilmunya sangat faham bahwa kesesatan itu selalu dipoles indah, namun dia akan redup seperti fatamorgana. Sementara kebenaran itu sangat jelas terlihat dan diketahui, agama Allah Swt pasti menang tertolong. Hanya saja jadi media ujian untuk melihat:

لِيَبۡلُوَكُمۡ اَيُّكُمۡ اَحۡسَنُ عَمَلًا ؕ

“untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya“ (Qs; al-Mulk: 2) dan:

لِيَمِيۡزَ اللّٰهُ الۡخَبِيۡثَ مِنَ الطَّيِّبِ  

“agar Allah memisahkan (golongan) yang buruk dari yang baik” (Qs: al-Anfal: 37). Allah pasti memenangkan kebenaran.

            Kebenaran pasti menang namun jadi sarana ujian maka jangan

                        Engkau heran karena inilah sunnah ar-Rahman.

            Lembaran-lembaran yang ditelisik para pembaca yang budiman terdiri dari beberapa tema akidah dan lintasan pemikiran yang mesti didudukkan secara tepat, juga penjelasan sikap yang benar di antara persoalan-persoalan hangat yang banyak diperdebatkan, disertai warning terhadap beberapa kekeliruan pemikiran, jurang-jurang kebinasaan dan ketergelinciran akal fikiran.[1]

            Hanya kepada Allah kita berharap semoga buku ini bermanfaat bagi banyak orang dan diterima oleh Allah Swt. Sungguh Dia maha dekat dan Maha mengabulkan permohonan.

PASAL I

TANTANGAN YANG DIHADAPI KAUM MUDA

            Segala Puji bagi Allah, shalawat dan salam kepada Rasulullah Saw, kepada para sahabatnya dan semua yang mengikutinya.

APA MAKNA AL-WA’YU?

            Al-Wa’yu menurut bahasa berarti mengumpulkan dan merawat. Firman Allah Swt

وَجَمَعَ فَاَوۡعٰى‏

“dan orang yang mengumpulkan (harta benda) lalu menyimpannya.” (Qs; al-Ma’arij: 19)

            Juga firman Allah Swt

وَّتَعِيَهَاۤ اُذُنٌ وَّاعِيَةٌ‏

             “dan agar diperhatikan oleh telinga yang mau mendengar.” (Qs; al-Haaqqah: 12).

            Makna ini terus berevolusi hingga diartikan pemahaman dan pengetahuan. Kemudian kata tersebut secara spesifik dimaknai lebih dalam dan akan menjadi ulasan utama buku ini. Makna yang dimaksud adalah pengetahuan yang benar terhadap sesuatu, memahami realitasnya, mengerti cakupan pengetahuan dan dasar argumentasinya yang mengantarkan pada kemampuan membedakan antara yang hak dan bathil, yang benar dan salah.

            Kata al-wa’yu dapat pula dimaknai al-bashirah (pengetahuan yang jernih), pandangan yang tajam, pemahaman yang dalam terhadap realitas, peluang, tantangan dan kewajiban.

            Al-wa’yu sejatinya lebih dalam dari sekedar pengetahuan, sebab al-wa’yu adalah pengetahuan yang detail disertai penguasan sempurna mengenai sesuatu, tajam menganalisa dan menguasai kondisi ril yang sesungguhnya.

PENTINGNYA MEMILIKI KESADARAN (AL-WA’YU)

            Saat ini kita hidup dalam situasi sangat unik yang ditandai dengan gelombang pengetahuan yang luar biasa, menyerbu manusia dari dua jendela luas, yakni’ satelit dan jaringan internet. Keduanya menyuguhkan informasi dunia yang dahsyat, mengakibatkan manusia hidup dalam tekanan berat. Ibarat seorang murid di kelas yang dihadapi dua puluh guru, masing-masing menjelaskan disiplin ilmu berbeda secara bersamaan.

            Ragam produk pemikiran budaya yang disuguhkan bila tidak dibarengi kesadaran yang baik tentang diri, realitas dan tuntutan, akan menjadi faktor kebimbangan dan kebingungan akidah, pemikiran dan ketetapan hukum. Juga akan mengantarkan kita menghadapi kesemerawutan pemikiran dan budaya, kerusakan akidah, degradasi etika dan moral. Karena itu, penting sekali kita memiliki kesadaran (al-wa’yu), bahkan kesadaran matang yang bertugas memfilter gempuran pemikiran dan pengetahuan lalu memilah mana yang benar untuk diikuti dan mana yang salah untuk dibuang sejauh mungkin.

            Persoalan sesungguhnya tidak berhenti pada pertarungan budaya dan pengetahuan yang sengit serta kegaduhan dan goncangan yang ditimbulkannya. Akan tetapi lebih dari itu, di mana-mana musuh-musuh Allah Swt mampu mengoptimalkan realitas ini menjadi perang akidah dan budaya yang terorganisir, menyasar generasi Islam di semua wilayah. Misi utamanya adalah mewujudkan dua tujuan utama. Pertama, mengeluarkan generasi muda Islam dari agamanya dan menjadikan mereka orang kafir baru. Ini yang dijalankan oleh kaum agnostik, ateis, missionaris dan semisal mereka. Kedua, merusak pemahaman syariat kaum muslimin melalui suguhan ritual dan pemahaman yang jauh dari tuntutan Rasulllah Saw. Sebagian meniti jalan ekstrim dalam beragama (ghuluw), sebagian lagi memilih jalur kebebasan dan sikap permisif seperti yang digaungkan sebagian kalangan internal kaum muslimin.

            Singkatnya, kita sedang menghadapi problem keagamaan serius yang memerlukan perhatian besar untuk melawan dan menihilkan dampaknya. Kita sedang diperhadapkan dengan gelombang penyimpangan akidah dan pemikiran yang mulai merambah masuk ke jantung keagamaan, menargetkan semua generasi terutama kaum muda mudi Islam.

            Problematika keagamaan yang kita hadapi seperti virus mematikan dan telah menyebar luar biasa, ditebar oleh satelit melalui jaringan internet. Ia lebih berbahaya ketimbang ancaman akidah dan pemikiran masa lampau, baik dari sisi kuantitas maupun kualitas. Siapa yang lemah benteng pertahanannya, maka pasti akan dilibas dan menjadi korbannya.

            Saya tidak sedang berasumsi apalagi berhayal. Sudah banyak bukti yang kita lihat, kita dengar dan telah diketahui bersama. Kita lihat dan dengar, ada yang tega membunuh ayahnya, ibunya, pamannya dengan dalih menjalankan perintah Islam. Ada pula diantara generasi muda Islam yang menampakkan kedurhakaan, mengumumkan kemurtadannya, mengolok-olok syariat dan sejumlah kemaksiatan lainnya.

            Kondisi ini memprihatinkan namun faktual.

KARAKTERISTIK INVASI IDEOLOGI PEMIKIRAN KONTEMPORER

            Diantara karakteristik utama invasi ideologi pemikiran kontemporer dapat dirangkum dalam tujuh poin berikut, yakni;

            Pertama, Ideologi pemikiran diusung banyak sekte dan komunitas yang bekerja giat menebar ragam syubhat dan pemikiran.

Ragam keyakinan dan pemikiran yang mengklaim diri kebenaran namun hakikatnya senjata yang sedang menargetkan keyakinan murni dan etika mulia untuk dihancurkan. Sungguh, aneka syubuhat yang digaungkan saat ini menyentuh semua sektor, mencakup keberadaan Allah, rububiyah-Nya, uluhiyah-Nya, status kenabian Rasulllah Saw, hadits-hadits beliau, masalah, al-Qur’an, ketetapan hukum syariat, etika dan moralitas dan sebagainya. Semua tidak berlangsung kebetulan namun sudah dirancang secara apik dan sistematis.

            Kedua, beragam media digunakan, baik berupa media audio, cetak dan visual. Diantara bentuknya adalah jejaring internet, terutama media sosial, laman-laman internet, buku, novel, majallah dan sebagainya.

            Pusat pengendali utama saat ini dipegang oleh media internet dan media sosial. Keduanya yang meracuni fikiran dan pengetahuan serta segala produk budaya. Mesti diakui, tokoh-tokoh penggerak pemikiran cerdas mengoptimalkan semua media dan sarana sosial untuk menebar dan membumikan pemikiran mereka. Tidak heran jika ditemukan banyak saluran-saluran budaya, dokumenter, ilmiyah dan pendidikan yang mengusung benih-benih ateisme dan telah merambah sedemikian rupa setiap kamar pada setiap rumah kaum muslimin.

            Banyak filem-filem barat yang diproduksi corporasi internasioanl yang konon sebagai hiburan untuk mengisi waktu senggang demi menghindari perbuatan haram. Namun nyatanya, menyimpan pesan-pesan kekufuran. Termasuk game-games online sudah tersusupi oleh misi kekufuran.

            Realitas ini terhitung baru dan belum terendus sebelumnya. Di masa lampau, media penebar misi kekufuran sangat terbatas dan hanya terfokus pada buku-buku bacaan. Paling maksimal melalui siaran radio. Lalu, umumnya, tidak semua orang dapat mengaksesnya. Dengan demikian, dampaknya sangat kecil dan terbatas.

            Berbeda dengan realitas kontemporer. Media dan saluran-saluran kekufuran senantiasa mengejar masyarakat, termasuk orang yang tidak peduli. Jumlahnya yang terus bertambah dan beragam, memiliki daya tarik dan kebaharuannya serta kemudahan akses yang dimiliki membuat media dan saluran-saluran kekufuran tersebut menjadi faktor yang melipatgandakan dampak dan pengaruhnya.

            Ketiga, keunggulan serangan fikiran kontemporer berupa metode lebih beragam diantaranya menyentuh logika, menyentuh perasaan, pelan-pelan menumbuhkan syubhat filsafat, fakta empiris ilmiyah, mengaburkan kebenaran, mempertentangkan persoalan mutasyabihat dan sebagainya. Kondisi ini berbeda dengan serangan masa lampau yang hanya menarget segment tertentu.

            Keempat, serangan kekufuran kontemporer menjangkau semua elemen. Lihai berdiskusi dengan kaum remaja dan dewasa, pria dan Wanita dengan menggunakan semua bahasa. Hasilnya juga lebih dahsyat, tidak sama dengan metode yang digunakan masa lampau.

            Dahulu belum ditemukan buku cerita bergambar dan menarik yang menyebarkan racun kekufuran yang cocok untuk kadar logika anak-anak. Hari ini, semuanya tersedia. Dahulu, geliat aktivitas penerjemahan buku-buku kekufuran sangat minim. Hari ini, hampir semua buku-buku penebar kekufuran sudah diterjemahkan ke bahasa Arab dan disebarkan gratis di jaringan internet. Parahnya, karena strategi pencegahan dan pemulihan sangat lemah, baik kuantitasnya apalagi kualitasnya.

            Kelima, realitas kehidupan baru disebut “isolasi keluarga” yang menimpa banyak rumah tangga kaum muslimin. Dahulu, relasi antar anggota keluarga sangat kuat dan menyatu sehingga sistem kontrol berjalan baik antar anggota keluarga berkat keterikatan hati dan sikap saling menghargai eksistensi masing-masing.

            Dahulu, relasi antar anggota keluarga penuh kehangatan. Pertanyaannya; apakah relasi itu masih terasa saat ini? setiap kita pasti faham realitas rumah tangga muslim saat ini.

            Saat ini, setiap keluarga di hampir semua tempat ibarat kumpulan ragam masyarakat independen yang dikumpulkan dalam satu ruangan. Artinya setiap individu punya dunianya sendiri-sendiri. Dia punya hendphone sendiri, computer sendiri yang membentuk dunianya sendiri, tanpa kontrol dan evaluasi. Intinya, setiap anggota keluarga termasuk ayah dan ibu sibuk sendiri dengan dunianya. Dan, setiap keluarga sibuk dengan keluarganya sendiri, tidak peduli dengan keluarga yang lain.

            Kondisi rumah tangga seperti ini melahirkan pemuda dan pemudi yang rentan jadi mangsa kaum perusak yang ahli memainkan pancingan.

            Keenam, hilangnya mentor bagi sekian banyak kaum pemuda dan pemudi. Mereka tidak tahu ke mana tempat bertanya menyelesaikan persoalan yang dia hadapi atau kala diterkam syubhat kekufuran.

            Umumnya mereka tidak mampu membedakan mana mentor yang kredibel dan kapabel dengan yang tidak. Sebab, saat ini, siapapun bisa berbicara apa pun dan dipastikan akan ada pendengarnya. Dahulu, rujukan dan mentor yang kredibel dan kapabel sangat mudah ditengarai.

            Ketujuh, Realitas saat ini menunjukkan lemahnya kemampuan mendeteksi bobot serangan pemikiran yang melanda kaum muslimin. Sebagian kaum muslimin menganggap persoalan serangan pemikiran biasa saja dan tidak menyimpan bahaya, bisa diakibatkan oleh sikap abai atau kesibukannya yang sangat. Dengan begitu, racun pemikiran terkadang mengorbankan orang di sekelilingnya sedang dia tidak menyadarinya. Bahkan, tidak sedikit racun tersebut merasuk dalam dirinya tanpa dia sadari. Kalau pun dia tersadar, maka itu terjadi di ujung saat racun sudah mendalam dan sulit diobati.

            Oleh sebab itu, makin dekat seseorang dengan orang di sekelilingnya seraya menajamkan pengamatannya, maka makin mampu mengagalkan serangan musuh. Inilah bentuk kepedulian hakiki terhadap kerabat dekat dan perhatian yang sempurna kepada mereka.

            Diantara yang terpenting diperhatikan adalah membangun kerangka dasar berfikir yang menjadi landasan utama. Sebab, sebuah penyimpangan, umumnya disebabkan karena kelemahan dasar berfikir, sedang orang-orang sesat umumnya berhasil memangsa korbannya dengan cara memanipulasi kerangka berfikir ini.

            Dengan demikian, orang yang memiliki kerangka dasar berfikir dengan baik dijamin aman dari sergapan syubuhat pemikiran dengan izin Allah Swt.

            Ini seruan untuk para pemuda secara khusus. Sebab, kaum muda saat ini perlu bimbingan mengetahui kebenaran dengan aktivitas berfikir beserta dalil dan argumentnya ketimbang cara doktrinasi.

            Semua elemen sesungguhnya membutuhkan panduan berfikir, baik mereka yang sudah sakit akalnya, atau sudah terpapar syubuhat, termasuk orang yang masih merasa sehat, agar terlindungi dari pengaruh gerakan kesesatan yang bisa menyerang kapan saja. Demikian pula, agar terbantu dalam berdialog dengan mereka yang perlu diselamatkan menuju jalan yang lurus ini (Islam). Makanya, tidak layak memandang enteng racun pemikiran yang dihembuskan para musuh.

            Di era sekarang kita sangat perlu mengokohkan iman di atas landasan benar, kuat dan tepat yang diharapkan mampu memnghancurkan gelombang syubuhat yang menerjang. Maka camkan dan seriusilah materi dalam ulasan ini.

            Lembaran-lembaran berikutnya akan dipenuhi oleh prinsip-prinsip dasar yang sejalan dengan metode yang benar, berdasar dalil naqli yang shahih dan nalar yang tepat, sembari berupaya agar kalimat dan diksi yang digunakan mudah dimengerti dan dicerna.

            Sebagai penutup saya perlu tegaskan bahwa ulasan mengenai penyimpangan akidah dan pemikiran dewasa ini, mesti detail disertai kelembutan dan objektivitas. Sebab, dijumpai sebagian orang yang over dalam menciptakan gambaran di fikirannya, atau menggambarkan keadaan saat ini. Hasilnya, sebagian orang dilanda apatisme akut, bahkan tidak sedikit memandang dunia ini hanya kegelapan. Tentu sikap seperti ini keliru dan patut dikritisi.

            Faktanya, kebaikan pada ummat ini masih dominan. Problematika yang muncul boleh dikhkawatirkan namun tidak mendominasi. Adanya sedikit korban racun kesesatan dan pemikiran menjadi motivasi untuk menemukan obat penawarnya. Tema ini disuguhkan pada lembaran ini adalah bentuk ajakan untuk terus beramal dan berkarya, bukan untuk menciptakan apatisme dan keputusasaan. Yakinlah, bahwa agama ini milik Allah Swt dan Dialah yang akan menjaga dan menolongnya.

            Hari ini kita dihadapkan kewajiban jihad menjaga agama dan iman dari beragam bentuk serangan. Ini kewajiban bersama, baik kaum pria maupun wanita, kaum tersohor, para tokoh ummat, para da’i penceramah, kaum intelektual, budayawan, para ayah, para ibu, dan selainnya.

            Islam menjadi alasan kenapa kita ada, dan tujuan puncak keberadaan kita serta kepentingan terbesar kita. Mari camkan firman Allah Swt:

يٰۤاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا كُوۡنُوۡۤا اَنۡصَارَ اللّٰهِ

 “Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu penolong-penolong (agama) Allah (Qs: al-Shaf: 14).


[1] Asal muasal buku ini adalah kumpulan dari ceramah saya di radio tahun 1440 H di program Wa’yu (membina kesadaran diri) di stasiun radio al-Qur’an al-Karim Kerajaan Saudi Arabia ditemani seorang penyiar kondang ustadz Abdullah az-Zahrani dan telah dipublish di website.

Atas dasar desakan teman-teman agar dibukukan hingga dapat dinikmati orang banyak, saya coba memikirkannya dan berharap maunah dari Allah kemudian saya mulai mereview dan melakukan perbaikan-perbaikan tulisan agar menarik dibaca sembari tetap berupaya meringkas, redaksi yang mudah dan jelas kandungannya.

Perlu saya tegaskan bahwa karya ilmiyah ini sama dengan karya-karya ilmiyah lainnya. Ada yang murni hasil renungan dan telaah pribadi, ada pula yang saya transfer dari orang lain yang saya kumpulkan dari beragam sumber referensi termasuk dari internet dan selainnya. Sebelumnya tidak pernah saya merencanakan untuk mengubah materi ceramah ini untuk dituangkan menjadi tulisan. Karenanya, saya tidak menulis sumber referensi dengan baik.

Pada saat saya mulai menulis materi ini, teramat sulit rasanya untuk kembali membuka referensi yang dahulu pernah saya baca untuk memastikan semua nukilan yang saya sebutkan layaknya umumnya karya ilmiyah. Saya berharap para pembaca budiman dapat memaklumi seraya berharap Allah karuniakan pahala berlipat bagi para ulama yang telah saya nukilan pernyataan mereka dan telah saya teguk lautan ilmu mereka walau tidak saya sebutkan nama mereka. Dan saya juga berharap cemas jangan sampai saya merasa cukup dengan apa yang saya capai saat ini.

Saya tidak lupa mengungkapkan rasa syukur tak terhingga kepada Dr. Su’ud bin Uwaidh al-Aufi atas bantuannya menerbitkan buku ini. Jazahullahu khaeran.

Terjemahan Kitab Akidahislamtauhid

Navigasi pos

Previous post
Next post

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Recent Posts

  • FASE SEJARAH MANUSIA DI DALAM ALQURAN: PANDANGAN SYED ALI ASHRAF
  • PASAL II – AKAL; HAKIKAT DAN BATASANNYA DALAM PERSPEKTIF ISLAM
  • MARAQI AL-WA’YI
  • Perkataan Ulama di Level Berbeda Terkait Sifat “Al `Uluw” (Kemahatinggian Allah) Bagian 2
  • Perkataan Ulama Ahlussunnah Waljama`ah Terkait Sifat “Al-`Uluw” (Kemahatinggian Allah) (Bagian 3)
Juli 2025
S S R K J S M
 123456
78910111213
14151617181920
21222324252627
28293031  
« Jun    

ahli kitab (2) ahlussunnah (2) akal (2) Akidah (62) Al 'Uluw (2) Allah (4) alquran (28) barat (1) budaya (4) firqah (2) firqah najiyah (2) hadits (2) HAM (1) hidayah (1) ibadah (2) ibnu taimiyah (4) ilmu (33) imam ahmad (1) imam syafi'i (9) iman (2) islam (48) israiliyat (1) kalam (2) kristologi (5) ma'rifah (2) Mahatinggi (1) Maha Tinggi (1) manusia (2) pengetahuan (10) perdebatan (1) petunjuk (1) pluralisme (1) rububiyah (1) salaf (1) sejarah (4) studi (1) syubhat (1) tabiin (1) tafsir (2) tanya jawab (1) tauhid (40) taurat (3) teologi (1) tsaqafah (3) uluw (1)

©2025 AKIDAH.NET | WordPress Theme by SuperbThemes